DANAU BUYAN

RINGKASAN
Paket Wisata Tanam Pohon dan Sharing Dana Paket Wisata Berbasiskan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Upaya Menanggulangi Pendangkalan Danau Buyan

Oleh:
I Wayan Madiya
Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, Undiksha
E-mail: iwmadiya.86@gmail.com
Tulisan ini ingin menyumbangkan ide tentang ”Paket Wisata Tanam Pohon dan Sharing Dana Paket Wisata Berbasiskan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Upaya Menanggulangi Pendangkalan Danau Buyan”. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini, karena Danau Buyan sebagai salah satu sumber air bagi beberapa mata air yang ada di Bali, khususnya Bali Utara dalam beberapa dekade ini telah mengalami pendangkalan dan penyusutan muka air. Pendangkalan dan penyusutan muka air danau telah mengubah sebagian wilayah danau ini menjadi padang rumput luas. Kondisi pendangkalan ini terlihat di sekitar bibir atau tepi danau yang berpindah ratusan meter dari titik tanggul semula. Data ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian Unud, bahwa
muka air Danau Buyan telah mengalami penurunan sedalam 5 meter pada periode 2003-2005. Memasuki tahun 2006, kondisi tinggi muka air danau makin menunjukkan penurunan yang signifikan (Warna-warni Bali, 2007).
Pendangkalan dan penurunan muka air danau disebabkan oleh 3 faktor utama, yaitu erosi tinggi, eutrofikasi, dan penurunan curah hujan. Erosi terjadi akibat pergantian jenis tanaman dari tanaman yang memiliki konservasi tinggi (contoh tanaman kopi) ke tanaman yang memiliki konservasi rendah (contoh tanaman sayur-sayuran) di sekitar danau. Eutrofikasi terjadi akibat penumpukan senyawa fosfat yang berasal dari pemakaian pupuk kimia secara berulang-ulang oleh petani sayuran, yang ikut terbawa oleh air permukaan dan air dalam tanah ke muara danau dan mengendap dalam jangka waktu lama. Sedangkan penurunan curah hujan di Danau Buyan pada umumnya disebabkan oleh perubahan klimatologi, pergantian jenis tanaman, dan penebangan kayu hutan secara liar di sekitar danau (Warna-warni Bali, 2007).
Masalah pendangkalan Danau Buyan telah diupayakan berbagai solusi alternatif oleh pemerintah dalam hal ini Pemda Kabupaten Buleleng. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan pengerukan dasar danau dan pembangunan panggung terapung di atas danau yang bekerja dengan investor. Namun, solusi tersebut batal dilaksanakan setelah mendapat banyak protes dari berbagai kalangan seperti PHDI, pemerhati lingkungan hidup, anggota DPRD Bali, dan masyarakat adat (Bali Post, 2009).
Menyikapi masalah di atas, maka solusi yang bisa ditawarkan adalah dengan mengembalikan kondisi hutan dan danau dari pengaruh erosi, eutrofikasi dan penurunan curah hujan dengan memberdayakan masyarakat berbasis kearifan lokal dalam bentuk organisasi Subak Abian. Subak Abian merupakan salah satu jenis organisasi subak di Bali yang mengelola masalah pengaturan irigasi untuk daerah perkebunan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kearifan lokal seperti konsep Tri Hita Karana secara turun temurun (Yudistira, 2005). Penerapan nilai-nilai kearifan lokal dapat dilakukan dengan paket wisata tanam pohon dan sharing dana paket wisata berbasis kearifan lokal. Kegiatan paket wisata tanam pohon merupakan salah satu solusi dalam mengatasi erosi tinggi di daerah Danau Buyan dan sebagai suatu upaya konservasi perairan danau, guna mempertahankan muka air danau. Untuk membiayai kegiatan ini perlu dilakukan kerjasama antara pengelola pariwisata, Pemda Buleleng, dan masyarakat dalam bentuk sharing dana paket wisata, agar upaya pelestarian perairan Danau Buyan dapat berlangsung secara berkesinambungan.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui cara menanggulangi pendangkalan Danau Buyan dengan paket wisata tanam pohon dan sharing dana paket wisata dalam menunjang pelestarian perairan Danau Buyan berbasis nilai-nilai kearifan lokal, dan mengetahui keunggulan paket wisata tanam pohon dan sharing dana paket wisata dalam menunjang pelestarian perairan Danau Buyan. Dari tujuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, yaitu (a) mendapat wawasan tentang pentingnya konservasi hutan dalam upaya pelestarian Danau Buyan, dan (b) ikut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan wisata alam Danau Buyan dalam bentuk paket wisata tanam pohon. Sedangkan manfaat bagi pemerintah, yakni (a) sebagai bahan kajian dalam menentukan kebijakan dalam hal pelestarian ekosistem Danau Buyan dengan konsep pariwisata, dan (b) dapat mengantisipasi penambahan penguasaan tanah oleh investor-investor asing apalagi yang merambah kawasan suci dan merusak tatanan ekosistem di daerah tersebut.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah melalui metode telaah pustaka (literatur), dan penelusuran data dan informasi melalui internet. Kemudian data dan informasi yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan dengan tujuan mencari keterkaitan permasalahan di Danau Buyan dan faktor-faktor penyebabnya, serta memberikan solusi secara tepat. Sedangkan dalam penulisan karya tulis dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

Gambar 1. Pendangkalan Danau Buyan
Pendangkalan Danau Buyan dapat ditanggulangi dengan mengembalikan pengaruh erosi, eutrofikasi dan curah hujan dengan memberdayakan masyarakat di kawasan danau tersebut berbasis nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk Subak Abian. Erosi ditanggulangi dengan pergantian jenis tanaman dan paket wisata tanam pohon. Sedangkan eutrofikasi ditanggulangi dengan pengerukan danau, dimana untuk pencegahannya adalah dengan pergantian jenis pupuk dari pupuk kimia ke organik. Untuk menunjang kegiatan tersebut perlu adanya sharing dana berkesinambungan antara pengelola pariwisata, Pemda Buleleng, dan masyarakat Desa Pancasari yang dikelola oleh Subak Abian.
Keunggulan paket wisata tanam pohon dalam menunjang pelestarian perairan Danau Buyan adalah dapat menarik wisatawan peduli lingkungan, hutan menjadi lestari, jumlah wisatawan meningkat, meningkatkan PAD. Sedangkan keunggulan dari sharing dana paket wisata adalah adanya timbal-balik yang positif antara para wisatawan, pengelola pariwisata, Pemda Buleleng, dan masyarakat Desa Pancasari, masyarakat lebih diberdayakan sesuai dengan kearifan lokal daerah setempat yang tercakup dalam Subak Abian, dan masyarakat mendapat masukan dana yang selanjutnya mengelola dana sharing dana paket wisata tersebut.

Komentar

cakFath mengatakan…
pada tahun 2003-2009 muka air danau Buyan dan tamblingan cenderung surut, tapi tahun ini 2011 justru sebaliknya, masyarakat tamblingan khawatir rumahnya akan terendam....kira2 ada penjelasannya gak pak...
Ni Putu Vivin Nopiantari mengatakan…
Menanggapi sedikit, meluapnya air di danau buyan pada saat ini adalah dampak dari pendangkalan yg disebabkan oleh eutrofikasi kna pengkayaan unsur Hara. Pada saat musim hujan danau tidak mampu lagi menampung volume air dan akhirnya meluap dan dapat menyebabkan banjir bandang jika tidak cepat ditangani.