TITRASI ARGENTOMETRI CARA VOLHARD

Percobaan 22
TITRASI ARGENTOMETRI : CARA VOLHARD
By: I Wayan Madiya
Dasar Teori
Titrasi argentometri dengan cara Volhard didasarkan atas pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat dengan menggunakan ion besi (III) untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih. Cara ini digunakan untuk titrasi langsung atau tidak langsung. Cara titrasi langsung digunakan untuk menentukan kadar perak dan cara titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar klorida. Cuplikan yang mengandung klorida direaksikan dengan perak nitrat berlebih, selanjutnya kelebihan perak nitrat dititrasi dengan larutan tiosianat standar yang diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi dapat diketahui
dengan terbentuknya warna merah dari kompleks besi (III) tiosianat (Selamat, 2004).
Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874. Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion halogen (misalnya Cl-). Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator larutan Fe3+. Sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang berwarna merah.
Ag+ + SCN- AgSCN(s)
Fe3+ + 6SCN- [Fe(SCN)6]3-
Dalam proses titrasi ini terjadi pengendapan bertingkat, yaitu pengendapan ion halida atau Cl- menjadi AgCl dan pengendapan garam AgSCN. Kedua garam tersebut dalam sistem larutan ada dalam kesetimbangan sehingga persamaan berikut dipenuhi.
atau [Cl-] = 1,7 x 102 [SCN-]. Hal ini berarti bahwa, apabila kelebihan Ag+ telah bereaksi dengan SCN-, setiap saat akan bereaksi dengan endapan AgCl sampai dalam larutan tercapai kondisi [Cl-] = 1,7 x 102 [SCN-].
SCN- + AgCl AgSCN + Cl-
Reaksi tersebut terjadi sebelum reaksi antara SCN- dengan Fe3+ sebagai indikator, sehingga mengakibatkan konsumsi SCN- menjadi besar dan terjadi kesalahan titrasi. Untuk menghindari kesalahan titrasi ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Metode ini lebih baik digunakan untuk penentuak ion X¬- yang mempunyai kelarutan yang lebih rendah dari AgSCN, misalnya AgCN, AgBr, dan AgI.
2. Untuk penentuan ion X- yang mempunyai kelarutan yang besar, misalnya AgCl dan AgIO3 dapat dilakukan dengan mengisolasi AgX untuk menghindari reaksi AgX dengan SCN-. Cara isolasi tersebut diantaranya :
a. Endapan yang terbentuk disaring dan dicuci, filtrat yang didapat dititrasi dengan SCN-.
b. Setelah endapan terbentuk ditambahkan eter atau nitrobenzena untuk menggumpalkan AgCl.
c. Untuk endapan yang dapat larut dalam asam kuat encer, maka endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam asam. Larutan yang terbentuk dititrasi dengan SCN- sehingga yang ditentukan adalah Ag+ yang terikat oleh X.
3. Menggunakan konsentrasi Fe3+ yang lebih besar sehingga SCN- pada titik ekivalen menjadi terlalu rendah untuk berekasi dengan AgX karena terkompleks oleh indikator (Selamat,dkk., 2002).

Komentar