KAJIAN KIMIA PROSES KERJA DETERGEN

PROSES KERJA DETERJEN DALAM MEMISAHKAN KOTORAN
By: Madiya, I W.
E-mail: madiyawayan@gmail.com


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sabun adalah garam kalium atau natrium dari asam-asam lemak. Trigliserida yang paling umum dipergunakan sebagai bahan pembuatan sabun dewasa ini berasal dari lemak sapi dan minyak kelapa.


Natrium palmintat (contoh sabun)
Sampai saat ini, penggunaan sabun ternyata kurang efektif dalam memisahkan kotoran. Hal ini disebabkan sabun pada larutan asam membentuk asam lemak yang tidak larut dalam air, dan pada air sadah dapat membentuk endapan. Selain itu, sabun juga bergabung
dengan mineral-mineral yang terlarut dalam air membentuk senyawa yang sering disebut lime soap (sabun kapur), dan membentuk bercak kekuningan di kain atau mesin pencuci. Sebagai dampaknya kini orang mulai meninggalkan sabun untuk mencuci dan beralih ke deterjen.
Detergen merupakan sebuah molekul dengan rantai hidrokrbon panjang, umumnya 10 sampai 20 atom karbon, dengan sebuah gugus polar (gugusan sulfat atau sulfonat dan bukan gugusan karboksilat) pada salah satu ujungnya membentuk garam-garam dapat larut dalam air dengan Ca2+, Mg2+ atau kation-kation lain dalam air sadah. Garam-garam kalsium, magnesium, dan besi dari ester alkil sulfat (dalam deterjen) lebih mudah larut dalam air dibandingkan garam-garam dari asam-asam lemak (sabun). Ada beberapa pertimbangan yang mendasari orang beralih dari sabun ke deterjen diantaranya: (1) Deterjen mempunyai daya pembasahan/cuci yang baik, (2) Deterjen memiliki kemampuan untuk memisahkan kotoran dari substrat ke dalam larutan, dan (3) Deterjen mempunyai kemampuan untuk melarutkan atau mendispersikan dan mencegah kotoran melekat kembali pada deterjen (Suardana, 2002:41).
Berikut dua contoh deterjen yang khas:

Pada umumnya, deterjen mengandung komponen utama, yaitu surfaktan. Surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air dan tegangan antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan atau substrat. Bahan baku pembuatan deterjen terdiri dari bahan aktif, bahan pengisi (Filler), bahan penunjang, bahan tambahan, bahan pewangi (parfum), dan antifoam. Masing-masing bahan baku tersebut memiliki peran yang sangat penting sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam menunjang deterjen sebagai bahan pembersih.

Komentar