PENGABDIAN MASYARAKAT

A. JUDULPROGRAM
APLIKASI PEMBERANTASAN BUTA AKSARA MELALUI PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR GRATIS BAGI ANAK-ANAK GEPENG DAN KURANG MAMPU DI DUSUN MUNTI GUNUNG, KARANGASEM, BALI.

By: I Wayan Madiya

B. LATAR BELAKANG MASALAH
Literasi sains dan matematika merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap warga negara untuk mewujudkan masyarakat yang tanggap akan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Bila dilihat lebih jauh, negara-negara yang memiliki tingkat pendidikan sains dan matematika yang tinggi seperti Singapura, Amerika, dan negara-negara di Eropa memiliki teknologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang ada di Indonesia.
Data yang dilansir oleh Human Development Index (HDI) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa indonesia berada di urutan ke-42 dari 60 negara. Rendahnya pemahaan akan konsep-konsep sains dan matematika pada siswa akan berdampak pada rendahnya kemampuan literasi teknologi siswa. Salah satu kasus rendahnya pemahaman konsep matematika dan sains adalah di Dusun Munti Gunung kecamatan Kubu kabupaten Karangasem. Berdasarkan data yang dihimpun oleh penulis dari 2 Sekolah Dasar (SD) dan 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di desa ini menggambarkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian I siswa pada mata pelajaran matematika dan sains semester I tahun ajaran 2009/2011 sebesar 5,6 (data ulangan harian SDN 6 Tianyar, SDN 7 Tianyar, dan SMPN 3 Kubu) nilai ini masih jauh dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) di Kecamatan Kubu sebesar (7,0). Berdasarkan data tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan sains siswa di Dusun Munti Gunung.
Rendahnya hasil belajar siswa yang ada di Dusun Munti Gunung dominan disebabkan oleh keadaan tingkat ekonomi masyarakat dan kurangnya tenaga pengajar matematika dan sains bagi siswa di daerah tersebut. Pernyataan ini dikuatkan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan kepala sekolah SD Negeri 6 Tianyar Barat yang menyebutkan bahwa hanya 50% saja anak-anak yang ada di Dusun Munti Gunung yang mampu berada di jenjang sekolah Dasar dan 70% lulusan siswa SMP tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA (Sumber: Data Monografi Desa Tianyar Barat tahun 2008). Permasalahannya adalah sebagian besar nilai matematika dan sains siswa tersebut belum memenuhi standar dan keadaan ekonomi siswa yang masih berada di garis kemiskinan.
Secara geografis, desa Adat Munti Gunung adalah salah satu dusun di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu yang merupakan salah satu dari daerah paling kering (kritis) dan termiskin yang ada di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Data yang diperoleh dari Kantor kepala Desa Tianyar Barat menggambarkan bahwa hampir 60% penduduk Munti Gunung masih tuna karya sedangkan sisanya hanya bekerja sebagai buruh bangunan di desa lain dan sebagai petani musiman. Keadaan ini yang menyebabkan masyarakat Dusun Munti Gunung untuk merantau ke luar daerah dan banyak yang memilih profesi sebagai peminta-minta (gepeng). Ironisnya, 50% gepeng yang berasal dari Dusun Munti Gunung adalah anak-anak usia sekolah bahkan ada yang masih balita.
Kenyataan ini sangatlah memprihatinkan, disatu sisi perkembangan teknologi yang semakin melaju dengan cepat, disisi yang lain kesiapan peserta didik di Dusun Munti Gunung untuk menguasai teknologi tersebut dengan pendidikan matematika dan sains masih jauh dari harapan. Faktor ekonomi juga memiliki peran yang sangat besar terhadap kelangsungan siswa untuk mengenyam bangku sekolah. Keadaan ekonomi yang berada di garis kemiskinan menyebabkan banyak anak usia sekolah harus membantu perekonomian keluarga dengan jalan mengemis di jalan alias sebagai gepeng. Untuk itu sangat diperlukan suatu program bimbingan belajar matematika dan sains bagi anak-anak yang memiliki kemampuan rendah di dalam matematika dan sains dan juga bagi anak-anak yang putus sekolah secara gratis sehingga mampu membantu mereka untuk memahamami konsep-konsep sains dan nantinya mampu memberikan tambahan literasi sains kepada siswa serta memberikan motivasi bagi siswa untuk mempelajari sains dan matematika secara lebih menyenangkan.
Program bimbingan belajar gratis yang dirancang oleh mahasiswa ini dirancang untuk mewujudkan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat. Rancangan program ini dimaksudkan untuk membantu siswa dan anak-anak kurang mampu agar membangkitkan motivasi belajar mereka sehingga anak-anak di Dusun Munti Gunung menjadi melek akan sains serta teknologi sehingga dalam 3 tahun kedepan angka putus sekolah dan gepeng di usia sekolah dapat ditekan semaksimal mungkin.
Program bimbingan belajar gratis ini tidak hanya memberikan pembelajaran saja, namun juga memberikan sarana belajar bagi siswa seperti pengadaan buku-buku matematika dan sains, pengadaan secara gratis kepada peserta program. Pengadaan sarana belajar ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada peserta program agar mampu diwariskan kepada adik-adiknya.

Komentar