MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KOMIK SLIDE SHOW

IMPLEMENTASI MEDIA KOMIK SLIDE SHOW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NON-UNGGULAN

By: I Wayan Madiya

Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral dalam sistem pendidikan. Program pendidikan yang dikembangkan oleh para ahli tidak akan terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan tanpa adanya peran guru yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Atas dasar itu, guru memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran kimia (Nuryani, 2003). Terlebih lagi, ilmu Kimia hingga saat ini masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami siswa karena sifatnya yang sangat abstrak (Yusfiani dan Manihar, 2006).

Salah satu masalah pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya jenjang pendidikan dasar dan menengah (Alfugran, 2002). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti : (1) pengadaan sarana pengajaran, (2) peningkatan jumlah buku dan (3) peningkatan alokasi dana APBN untuk pendidikan. Namun, semua usaha tersebut sampai sekarang belum memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Pada sekolah-sekolah unggulan dengan masukan (input) siswa yang baik dan memiliki sistem pengajaran yang berbasis internasional, pembelajaran dengan menggunakan buku-buku teks dapat diterapkan dengan baik. Siswa biasanya tertarik untuk membaca setiap buku-buku yang diberikan oleh gurunya. Mereka akan mulai belajar dari buku tersebut dan menanyakan berbagai permasalahan yang mereka temui saat belajar. Siswa cenderung mampu memahami penjelasan yang diberikan guru dan berdampak pada hasil belajar (output) yang baik bagi sekolah tersebut.
Berbeda halnya dengan sekolah-sekolah non unggulan yang memiliki input siswa dengan kecerdasan menengah ke bawah. Siswa cenderung malas membaca buku-buku pelajaran (buku ajar) yang diberikan guru. Hal ini tentu saja berdampak buruk pada hasil belajar siswa, termasuk pada mata pelajaran Kimia. Siswa enggan membuka buku yang penuh dengan reaksi-reaksi serta hitung-hitungan yang membuat mereka bingung. Pada kondisi ini, peran guru dalam mengelola pembelajaran sangat menentukan motivasi dan hasil belajar siswa.
Menurut Chaeruddin (2004), ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pembelajaran, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Psikolog Ebbinghans dalam Ibi (2004) mengatakan, bahwa materi pelajaran, di dalam ingatan siswa yang dirangsang dengan media tepat guna akan bertahan lebih lama karena sifat media mempunyai daya stimulus yang kuat. Mengacu pada pendapat di atas, maka jelaslah betapa pentingnya penggunaan media khususnya dalam memahami konsep-konsep kimia SMA. British Audio Visual Assosition dalam Budiningsih (1995) mengatakan, ternyata 75% pengetahuan diperoleh dari indera penglihatan. Berkenaan dengan hal ini Faridi (2002) mengungkapkan bahwa 90% masukan otak berasal dari sumber visual (penglihatan). Dengan demikian, belajar dengan media yang memanfaatkan indera penglihatan, seperti bacaan dengan gambar-gambar yang menarik besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
Akan tetapi, di lapangan guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan (1) anggapan sebagian guru bahwa menggunakan media dalam pembelajaran merepotkan guru, (2) media dianggap canggih dan mahal, (3) guru kurang terampil dalam menggunakan media, (4) tidak tersedianya media pembelajaran di sekolah yang bersangkutan sehingga guru dalam KBM hanya menggunakan metode ceramah (Sutjiono, 2005). Metode ceramah ini sangat membosankan, kurang komunikatif serta belum tentu siswa yang yang diajar dengan metode ini mengerti apa yang disampaikan oleh guru sehingga banyak siswa yang tidak fokus mengikuti KBM.
Upaya peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada kiat-kiat guru dalam usaha memotivasi minat belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran kimia. Salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan mampu memfokuskan perhatian siswa. Media yang dapat digunakan adalah media komik slide show. Media komik slide show merupakan media yang disajikan dalam bentuk cerita bergambar yang ditampilkan di depan kelas. Sajian cerita terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung disertai dengan dialog, monolog, atau pertanyaan yang secara implisit memuat materi-materi kimia. Materi-materi tersebut dikemas secara menarik, sehingga mampu menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan motivasi siswa untuk terus belajar, khususnya pada mata pelajaran Kimia.
Alasan penggunaan media komik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia siswa sma non-unggulan adalah penggunaan media pembelajaran selama ini masih sedikit, antara lain LKS, teks book serta praktikum. Namun praktikum membutuhkan alat dan bahan yang harganya relative mahal. Begitu pula dengan teks book, tidak semua siswa memilikinya ditambah lagi penyajian materinya kurang menarik sehingga minat baca siswa rendah. Dengan menggunakan media komik slide show, biaya yang diperlukan tidak terlalu mahal serta dapat digunakan berulang-ulang.
Media komik slide show diharapkan memiliki sifat humor, namun tetap menimbulkan imajinasi yang benar dan kuat mengenai berbagai materi yang diajarkan dalam kimia, sehingga berbagai reaksi dan permasalahan yang cukup sulit menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Media komik yang disajikan di depan kelas diharapkan mampu memfokuskan perhatian siswa dalam belajar, karena siswa dituntun untuk menyimak adegan demi adegan yang tersaji dalam slide show dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mulai mengenal dan mempelajari ilmu kimia hingga nantinya mampu memberikan pemahaman yang baik tentang konsep-konsep penting dalam ilmu kimia. Materi pelajaran kimia yang akan disajikan dalam bentuk media komik slide show adalah larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks dalam aspek makro maupun mikroskopis. Alasannya, materi ini secara lugas dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti fenomena logam dapat menghantarkan arus listrik, fenomena besi berkarat, mengapa tidak boleh berinteraksi langsung dengan sumber listrik dan lain-lain sehingga siswa akan tertarik unuk mengungkapkan fenomena tersebut. Dengan demikian, melalui media ini diharapkan memberikan gaya belajar yang berbeda, sehingga menghilangkan rasa jenuh dari siswa untuk belajar.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMA non unggulan dengan pertimbangan siswa di sekolah ini umumnya memiliki motivasi dan konsentrasi belajar yang lebih rendah daripada siswa SMA unggulan, apalagi untuk mata pelajaran yang tidak disukai. Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika melaksanakan pengembangan pengalaman lapangan (PPL) Awal, saat pembelajaran kimia berlangsung, siswa kurang termotivasi dan tidak berkonsentrasi pada kegiatan belajar mengajar (KBM). Perhatian siswa lebih terarah pada hal-hal lain di luar cakupan pelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas kebanyakan siswa di dalam kelas yang cenderung mengganggu jalannya KBM, seperti berbicara dengan teman sebangku, berkomunikasi dengan tulisan pada secarik kertas, memainkan telepon genggam, dan sebagainya.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas ditemukan beberapa permasalahan berikut.
1. Kecendrungan siswa SMA non unggulan menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.
2. Kurangnya minat baca siswa SMA non unggulan terhadap buku pelajaran kimia dibandingkan dengan bacaan hiburan.
3. Guru kimia SMA non unggulan kurang menyediakan dan menerapkan media belajar yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis mencoba melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komik dalam usaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMA non unggulan, khususnya pada mata pelajaran kimia.

Komentar